Jumat, 15 Januari 2010

Mahasiswa Minta Pansus Century Lebih Serius



Aksi Mahasiswa Jatim  

Aksi serupa juga terjadi di Surabaya.  Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Arek Jatim (AAJ)  terdiri dari BEM Unair, BEM ITS, BEM UB, BEM UMS, KAMMI Surabaya, KAMMI Jombang, STAIL, dan FSLDK. Aksi tersebut dimulai pukul 13.30 WIB di depan Monumen Kapal Selam Jl. Pemuda Surabaya.

Tidak seperti biasanya, aksi tersebut diawali dengan tilawah Al Quran oleh Lukman, seorang peserta demo. Menurutnya, hal itu dimaksudkan agar Indonesia bersih. 


Usai pembukaan, massa bergerak menuju Taman Apsari depan gedung Grahadi, simbol pemerintahan Jawa Timur. Iring-iringan masa sempat beberapa menit diguyur rintik-rintik hujan. Namun, hal itu tak mengganggu aksi mereka.



Sejumlah bendera masing-masing kampus dan organisasi dikibark
an. Tak hanya itu, mereka juga membawa gamran.


Maling ayam digebukin,” “Maling 6,7 T Dipladogi”, “Pansus Beres, Century Tuntas”, “Gantung Tikus Politik dan Curut-Curutnya”.  Ada juga karikatur Sri Mulyani yang bertuliskan “Mbak Sri Must Be Non-Active.”

Sejumlah perwakilan organisasi berorasi. Intinya, mereka mendesak penonaktifan Boediono dan Sri Mulyani, serta optimalisasi kerja Pansus tanpa melibatkan interest politik. Aksi berjalan tertib dengan dikawal ketat polisi. Arus lalu lintas pun berjalan lancar.

Polisi sempat melarang para mahasiswa  yang hendak melakukan teatrikal main bola api. Meski sudah berunding, ternyata tetap tidak diizinkan. Di tengan jalannya perundingan, bola yang disiapkan hilang. Kontan mereka kebingungan mencari. Sang orator di atas mobil lantas berteriak, “Aksi teatrikal dihalang-halangi polisi. Bola api yang telah disiapkan hilang. Ternyata ada maling di sini.”. Sang orator lantas meminta bola dikembalikan.

Merasa terpojok diduga mengambil bola, polisi lantas marah. Dia meminta agar polisi tidak dituduh sembarangan. Namun hal itu tak berlangsung lama. Massa kemudian cair kembali dan melakukan teatrikal dengan bola baru yang mereka bikin dari kertas.

Aksi juga diramaikan dengan datangnya korban Bank Century Sri Gayatri. Gayatri juga menyampaikan orasi. Dia menuntut penonaktifan Sri Mulyani dan Boediono. Dia juga mengritik Sri Mulyani yang suka menyalahkan orang.

“Sri menyalahkan semua orang, tapi dia sendiri yang salah,” teriaknya. Pukul 15.30 aksi tersebut usai, ditutup dengan pembacaan doa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar