Rabu, 06 Januari 2010

MUHASABAH MUHARRAM DI KAMPUS STAIL

Malam itu, seluruh mahasiswaSTAIL (Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al Hakim) berkumpul di Aula Rahmat Hidayatullah. Para mahasiswa yang terdiri dari semester III, V hingga VII itu menghadiri acara “Muhasabah Muharram”yang diadakan LDK (Lembaga Dakwah Kampus) STAIL pada hari kamis, 17 Desember 2009 atau 30 Dzulhijjah 1431 H.
Ditemani para dosen STAIL, para mhasiswa yang juga calon da’i itu mengikuti seluruh rangkaian kegiatan “Muhasabah Muharram” tersebut.
Adapun rangkaian acara pada kegiatan terssebut dimulai dari pembukaan oleh MC (Master of Ceremony) yang dibawakan oleh Hendar pada pukul 20.00. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat-ayat suci Al Qur’an yang dibacakan oleh Abdullah. Selanjutnya diisi sambutan oleh ketua panitia yang juga ketua LDK periode 2009-2010, saudara Lukman Al Hakim. Kemudian daripada itu, acara dilanjutkan dengan sambutan ketua STAIL, yang pada waktu itu beliau berhalangan hadir. Oleh karenanya, Ustadz Endang Abdurrahman menggantikan ketua STAIL menyampaiakan sambutan.
Adapun acara inti, yaitu Tausiyah Muhasabah Muharram disampaikan oleh Ust. Mifatahuddin, M.SI.
Dalam acara yang khidmat itu Ust. Miftahuddin menyampaikan bahwa peringatan Muharram sebaiknya diiringi dengan perbaikan amal pada hari mendatang. Beliau menyampaikan bahwa hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin.karena jika setiap mukmin itu amalnya sama dengan hari ini, lebih-lebih dari kemarin, maka dia itu termasuk orang yang merugi. Kemudian ia menjelaskan tentang kandungan makana surat 'Al-Ashr.
Lebih jauh, ustadz yang juga pemangku amanah sebagai ketua yayasan Hidayatullah Surabaya ini menjelaskan tentang cara-cara menggapai cita-cita dinul islam. Bahwasannya cita-cita dinul islam ini setidak-tidaknya mempunyai tiga syarat, yakni yang pertama adanya manhaj nubuwah, adanya kampus peragaan dan adanya kepemipinan.
Beliau menjelaskan bahwa manhaj nubuwah (Alqur'an dan As-Sunnah) merupakan pijakan atau dasar bagi para kader Hidayatullah untuk menjalankan aktivitas dakwahnya di tengah-tengah masyarakat. Yang kedua, ialah adanya kampus peragaan merupakan sebuah contoh nyata bagi para kader Hidayatullah dari pengamalan manhaj nubuwah. Dan syarat terakhir ialah kepemimpinan.yang dimaksud dengan kepemimpinan di sini ialah suatu sistem kepemimpinan untuk menggerakkan suatu oraganisasi. Dalam hal ini, Organisasi Hidayatullah menggunakan sistem Imamah Jama'ah dalam menyebarkan risalah islam.
Tiga syarat (manhaj nubuwah, kampus peragaan, kepemipinan) ini sudah dimiliki organisasi Hidayatullah. Ust. Miftahuddin menjelaskan dengan perumpamaan beberapa mobil. Mobil yang dibuat kendaraan organisasi Hidayatullah (memeliki tiga syarat dia atas) ini memiliki kecepatan yang tinggi untuk mencapai tujuan.

Syukran. Wassalamu'alaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar